0% found this document useful 0 votes9K views20 pagesOriginal TitleANALISIS STRUKTUR DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes9K views20 pagesAnalisis Struktur Dalam Novel Ronggeng Dukuh ParukOriginal TitleANALISIS STRUKTUR DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH to Page You are on page 1of 20 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 18 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Berdasarkanhasil penelitian dapat disimpulkan: (1) ada keterjalinan antarunsur intrinsik dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk; (2) pandangan dunia Ahmad Tohari dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi Ronggeng Dukuh Paruk adalah pandangan humanisme universal yang terdiri dari pandangan religius, kesenian, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan nilai moral
Rina Arci Hasanah Universitas Singaperbangsa Karawang Dewi Murni Universitas Singaperbangsa Karawang Dian Hartati Universitas Singaperbangsa Karawang Abstract Laju perkembangan teknologi zaman sekarang nampaknya tidak mampu dihentikan. Teknologi mampu menawarkan berbagai platform yang menjadikan media kreasi lebih kreatif inovatif dibidang sastra. Siniar merupakan media baru yang sedang naik daun dan diperkenalkan melalui platform musik Spotify hingga dikenal dengan sebutan podcast. Siniar atau podcast mengemas karya sastra menjadi lebih ringkas dari karya sastra yang tadinya dinikmati dengan cara membaca kini bisa didengar melalui siniar. Terkait kemudahan dalam menikmati sastra apakah siniar bisa menjadi cara yang tepat untuk melestarikan sastra atau justru nantinya akan menurunkan minat baca pembaca karya sastra dan beralih ke siniar. Oleh karena itu perlu adanya kajian tentang perbandingan antara novel Ronggeng Dukuh Paruk dan siniar âCatatan Buat Emakâ untuk mengetahui kesesuaian isi antara novel dengan siniar melalui analisis struktural. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejauh mana perbedaan siniar dan novel sehingga mampu mengemas novel yang tebal menjadi sandiwara suara yang ringkas dan menarik minat pendengar. Metode yang peneliti digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Peneliti menguraikan hasil kajian bandingan secara naratif yang berisi hasil analisis struktural antara novel dan siniar. Perbandingan kedua karya akan menghasilkan poin-poin pembeda antara novel dan siniar seperti tema, latar, penokohan, alur, hingga gaya bahasa kedua karya. Selain itu diuraikan juga nilai-nilai perempuan yang terdapat dalam karya sastra seperti a Citra Perempuan dalam Keluarga dan Masyarakat, dan b Peran Perempuan dalam lingkup sosial masyarakat. PDF Bahasa Indonesia How to Cite Hasanah, R., Murni, D., & Hartati, D. 2021. Analisis Struktural Novel ronggeng dukuh paruk Karya ahmad tohari dengan siniar âCatatan Buat Emakâ Karya Sutradara Gunawan Maryanto Sebuah Kajian Bandingan. JURNALISTRENDI JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN, 61, 1-13.
Ronggengadalah milik semua orang, dan ini jugalah yang kemudian menimbulkan keretakan hubungan Srintil dengan kawan laki-laki sepermainannya, Rasus, yang pergi meninggalkan Dukuh Paruk untuk menjadi tentara. Demikian novel trilogi novel Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk (2003), yang kemudian diadaptasi menjadi film Sang Penari. Sinopsis novel Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan kehidupan di desa kecil bernama Dukuh Paruk. Diceritakan dalam novel, kebudayaan ronggeng secara mendetail yang membuat buku ini sangat menarik untuk dibaca. Penulis menggambarkan cerita sesuai dengan realita yang terjadi di tahun tersebut. Perpaduan budaya dengan fiksi membuat buku ini semakin bagus. Resensi Novel Ronggeng Dukuh Paruk Adapun resensi novel Ronggeng Dukuh Paruk lengkap sebagai berikut 1. Identitas Novel Ronggeng Dukuh Paruk Judul NovelDukuh ParukPenulisAhmad TohariJumlah halaman408 HalamanUkuran buku15 cm x 21 cmPenerbitGramedia Pustaka UtamaKategoriBuku FiksiTahun Terbit1982 2. Sinopsis Novel Ronggeng Dukuh Paruk Sinopsis novel Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan kehidupan di dukuh kecil dan terpencil. Dulunya, Dukuh Paruk memiliki nenek moyang yang menjadi orang kepercayaan masyarakat. Setelah nenek moyangnya meninggal, penduduk desa Dukuh Paruk masih memujanya dengan cara memuja kuburannya. Bahkan, kuburan nenek moyangnya dijadikan sebagai kiblat kebatinan kepercayaan mereka. Tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu Srintil. Ia adalah sesosok gadis kecil yang berusia sebelas tahun. Tetapi, ia mempunyai masa lalu yang menyedihkan. Meski begitu, Srintil mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Srintil dapat menari seperti seorang ronggeng. Di suatu waktu terdapat tiga anak laki-laki yang mencabut batang singkong di tanah kapur yaitu Warta, Dasun, dan Rasus. Sesudah berhasil mencabut singkong, mereka mengupasnya dengan gigi. Sekita, mereka terkesima melihat Srintil yang sedang mendendang sambil menari dengan sangat asyik. Ketiga lelaki itu kemudian ikut menari bersama Srintil. Srintil tinggal bersama kakeknya yang bernama Sakarya. Beliau sangat menyayangi cucunya itu, terlebih saat orangtuanya Srintil meninggal. Kakeknya yang merawat Srintil. Saat itu, Sakarya juga mengikuti gerakan Srintil sangat menari, sungguh Kakek sangat bangga saat melihat cucunya menari dengan gemulainya. Kakeknya pun berpendapat bahwa Srintil sudah dirasuki oleh Indang Ronggeng. Keesokan harinya Kakek menemu dukung ronggeng di Dukuh Paruk yaitu Kertareja. Mereka membicarakan kepandaian Srintil dalam menari dan menyanyi ronggeng. Dalam waktu beberapa hari Kartareja dan Sakarya selalu mengikuti Srintil. Kemudian, mereka mengintip Srintil yang sedang menari di bawah pohon nangka. Kemudian, Kakek Sakarya menyerahkan Serintil kepada Kertareja sebagai salah satu syarat perihal menjadi calon ronggeng di Dukuh Paruk. Sejak dua belas tahun yang lalu, Ronggeng Dukuh Paruk sudah mati. Banyak perkakas untuk mengiringi pementasan ronggeng yang sudah hampir rusak. Kini, pementasan ronggeng dimulai kembali dengan penari baru yaitu Srintil. Saat pementasan Srintil didandani oleh Nyi Kertareja, alhasil Srintil tampil layaknya ronggeng. Tidak lupa, Nyi Kertareja meniupkan mantra ke pekasi ubun-ubun Srintil. Mantra tersebut bertujuan untuk memberikan aura kecantikan kepada Srintil. Selain itu, Nyai Sakarya juga memasangkan susuk emas di tubuh Srintil. Masyarakat Dukuh Paruk sangat antusias menonton ronggeng, Kartareja bersuara bahwa akan diadakan pertunjukan ronggeng. Dengan suara gemuruh warga, Srintil melenggak lenggok selayaknya seorang ronggeng. Srintil menunjukan penampilan yang sangat apik dengan kemampuan menarinya yang memang sangat gemulai, berbeda dari penari lainnya. Rasus ikut menonton pertujuan Srintil menari. Sebagai sahabatnya sejak kecil, Rasus memang sudah lama menyimpan rasa suka kepada Srintil. Kini, ia mulai merasa bahwa Srintil sudah tidak memperhatikan Rasus lagi. Rasus menyadari bahwa Srintil tidak akan menjadi miliknya seutuhnya karena Srintil menjadi milik orang banyak untuk menjadi ronggeng Dukuh Paruk agar kebudayaan di desa kecil ini tidak hilang. Akhirnya, Rasus pun memberikan keris kyai Jaran Guyang kepada Srintil agar ia memang menjadi seorang ronggeng yang seutuhnya. 3. Kelebihan Novel Ronggeng Dukuh Paruk Kelebihan novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu memuat banyak sekali nilai-nilai moral untuk para pembacanya. Penulis Ahmad Tohari mengkisahkan nilai kemanusiaan untuk menghormati perempuan. Dengan menggambarkan tokoh utama Srintil sebagai sisi semangat perempuan untuk keluar dari hitamnya zaman saat itu. Dimana saat itu, perempuan harus diperbudak untuk memenuhi hawa nafsu lelaki. Perempuan juga dikekang dalam memilih jalan hidupnya sendiri. Selain itu, penulis juga menggambarkan tokoh perempuan dengan sangat detail dari segala bentuk kesengsaraan yang dialami perempuan di jaman itu. Kelebihan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk juga mengajarkan pembaca untuk selalu mengingat sejarah di masa lalu. Sejarah tidak selalu bernilai bagus sehingga sejarah yang buruk tidak sebaiknya diulang di masa kini dan masa depan. 4. Kekurangan Novel Ronggeng Dukuh Paruk Adapun kekurangan dalam sinopsis novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu penulis menceritakan isi novel dengan cukup bertele-tele. Kemudian sisipan suasana di desa juga diceritakan sangat detail, tetapi keluar dari alur cerita novel. Dengan begitu cerita novel memang menjadi tidak konsisten bahkan jenuh untuk dibaca. Penulis juga cukup banyak menggunakan kata-kata kasar yang seronok sehingga kurang pas saat novel ini dijadikan bahan bacaan edukasi. 5. Unsur Intrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk Berikut ini unsur intrinsik novel Ronggeng Dukuh Paruk yang membangun cerita menjadi lebih menarik. Tema Tema dalam novel Ronggeng Dukuh paruk yaitu kebudayaan. Menceritakan kehidupan ronggeng secara mendetail yang memang menjadi adat kebudayaan di desa Dukuh Paruk. Tokoh Srinti, sabar dan mempunyai semangat penyayang dan keras dan Sakarya, penyayang, sabar, dan penyayang dan Kertareja, licik dan lelaki hidung baik dan bijaksana. Latar Tempat Dukuh Srintil. Alur Alur dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu alur campuran. Penulis menggambarkan cerita melaju ke masa depan dan masa lalu. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu orang pertama serba tahu. Ditandai dengan adanya penggunaan kata âakuâ di dalam novel. Amanat Amanat yang terkandung di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu sebagai seorang perempuan harus menjaga kesuciannya sebelum menikah. Sebagai umat manusia yang berketuhanan maka sebaiknya mempercayai adanya Tuhan, bukan hal-hal yang bersifat negatif dan tahayul. Apabila kita mempunyai keterbatasan pemahaman maka hidup kita tidak akan maju. Penulis juga menuliskan amanat untuk selalu sabar dan ikhlas dalam menjalani kehidupan. Diksi Penulis menggunakan diksi yang sederhana dan ringan, seperti bahasa sehari-hari. Tetapi, terdapat juga penggunaan majas Simile sehingga membuat bahasa dalam novel semakin bagus. 6. Unsur Ekstrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk Adapun unsur ekstrinsik novel Ronggeng Dukuh Paruk yang membuat ceritanya semakin bagus. Nilai Politik Nilai politik yang tersirat dalam cerita novel yaitu keprihatinan dengan sikap kesewenangan kekuasaan orang-orang yang berkedudukan tinggi dalam menindas masyarakat kecil. Nilai Sosial Tersirat pula nilai sosial dalam novel yang memberikan pemahaman bahwa kesadaran seseorang terhadap nilai kemanusiaan masih kurang. Sesama manusia tentu kita harus saling menghargai. Nilai Ekonomi Nilai ekonomi yang terdapat dalam novel yaitu menggambarkan kehidupan kemiskinan yang terjadi di daerah terpencil. Daerah tersebut membutuhkan perhatian dari pemerintah. Nilai Moral Nilai moral yang tersirat dalam novel yaitu janganlah sombong saat kita sudah sudah, jangan melakukan hal yang tidak baik untuk mencapai kesuksesan. 7. Pesan Moral Novel Ronggeng Dukuh Paruk Pesan moral yang tersirat dalam sinopsis novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu sebagai seorang wanita kita harus mempunyai harga diri yang tinggi. Kebudayaan di jaman dahulu memang bagus dan tidak boleh dihilangkan, tetapi ambilah hal yang positif dan buang hal-hal yang bersifat negatif. Penelitianini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan kepribadian tokoh utama serta hubungan intertekstual antara novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu. adapun struktur kepribadian menurut Erikson yaitu; Pertama, ego kreatif, Kedua, ego otonomi fungsional, Ketiga, pengaruh masyarakat(3 Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Ronggeng Dukuh Paruk"Trilogi PertamaKarya Ahmad Tohari Nilai- nilai kepercayaan tentang sesuatu ajaran leluhur yang sangat sulit ditelaah oleh nalar telah mengalir dan mendarah daging, memunculkan cerita klasik yang bertemakan misteri yang dialami oleh seorang pemuda yang hidup dalam lingkungan yang penuh dengan nafsu birahi dan adat yang penuh akan seksualitas. Tema misteri yang diangkat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk ini sungguh merupakan tanda tanya besar yang dipenuhi dengan konflik batin dan perjuangan yang dialami oleh tokoh utamanya sendiri, bergulat dalam suatu hal yang jauh dari ambang nyata yang membuat bayangan dan angan yang kian mengambang telah merasuk serta menciptakan perkelahian hebat antara dua asumsi berbeda yang mencuat di dalam diri seorang pemuda bernama Rasus belum lagi mengingat adat daerahnya yang tak lazim sehingga mengakibatkan asumsi itu makin berkobar. Adapun tema misteri dalam novel ini diperkuat oleh kutipan berikut;Orang-orang pandai itu, siapa pun dia, merasa berhak menyembunyikan kubur Emak. Aku yang pernah sembilan bulan bersemayam dalam rahim Emak tidak perlu mengetahuinya. Dalam membayangkan pencincangan terhadap mayat Emak, aku tidak merasakan kengerian. Ini pengakuanku yang jujur. Sebab bayangan demikian masih lebih baik bagiku daripada bayangan lain yang juga mengusik angan-anganku. Itu andaikan Emak tidak meninggal melainkan pergi bersama si Mantri entah ke mana. Boleh jadi Emak hidup senang. Di luar Dukuh Paruk kehidupan selalu lebih baik demikian keyakinanku sepanjang orang-orang dalam beberapa setiap peristiwa yang hadir dalam sebuah novel merupakan bagian yang disebut dengan tokoh. Adapun tokoh dalam novel yang bertajuk Ronggeng Dukuh Paruk ini adalah Rasus, Srintil, Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya & Nyai Sakarya, Santayib & Istri Santayib,Ki Kartareja & Nyai Kartareja, Sakum, Dower, Sulam, Nenek Rasus, Siti, dan Sersan kita telah mengulas tokoh-tokoh yang berperan dan ambil andil dalam beberapa peristiwa yang terjadi di dalam novel, adapun hal yang masih memiliki keterkaitan dengan ulasan sebelumnya adalah penokohan, yang membicarakan mengenai gambaran fisik, karakter, watak atau sifat yang dimiliki oleh tiap tokoh-tokoh tersebut. Mulai dari tokoh utama sendiri yakni Rasus Aku, tokoh Rasus digambarkan sebagai seorang pemuda Dukuh Paruk yang berumur 14 tahun, mempunyai karakter yang tidak sabaran, bersahabat, imajinatif, terlalu menyimpan dendam dan benci, hal ini dapat dilihat dari beberapa kutipan berikut ;"Sudah, sudah. Kalian tolol," ujar Rasus tak sabarTetapi Dukuh Paruk dan orang-orangnya disana tak ada yang mengerti diriku yang sakit. Memang Dukuh Paruk memberi kesempatan kepadaku mengisi bagian hati yang kosong dengan seorang perawan kecil bernama Srintil. Tidak lama, sebab sejak peristiwa malam bukak-klambu itu Srintil diseret ke luar dari dalam hatiku, Dukuh Paruk bertindak semena-mena kepadaku. Aku bersumpah takkan memaafkannya. 1 2 3 4 5 6 7 8 Lihat Fiksiana Selengkapnya TziV1uU.